PERANCANGAN PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK BERORIENTASI OBYEK: BERBASIS STATUS (STATE-BASED TESTING)
Oleh : Retno Hendrowati
Dalam pengembangan perangkat lunak, tahapan pengujian (testing) merupakan proses yang penting dalam menentukan tingkat kebenaran perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak merupakan aktifitas yang sangat mahal dan dapat menghabiskan waktu. Jika proses pengujian dapat dilakukan secara otomatis, maka efisiensi pengujian akan meningkat dan biaya pengembangan perangkat lunak dapat dikurangi. Oleh karena itu pengujian otomatis harus dirancang dengan baik agar dapat menemukan klasifikasi kesalahan secara sistematis dan dapat diperbaiki dalam waktu dan usaha yang minimal.
Teknologi perangkat lunak berorientasi objek telah meningkat dengan cepat dalam hal perancangan dan pemrograman. Saat ini banyak penelitian dalam teknologi informasi dalam rangka pengembangan perangkat lunak terfokus pada tahapan pengujian.
Pengujian terbagi atas sejumlah aktifitas yaitu pengujian unit, pengujian integrasi dan pengujian sistem. Pengujian unit difokuskan pada pengujian bagian terkecil (blok) program. Pengujian integrasi menguji kebenaran interaksi antara bagian-bagian sistem perangkat lunak yang diuji. Proses pengujian ini mengkombinasikan dan menguji bagian-bagian sistem secara bersama-sama. Pengujian sistem dilaksanakan ketika sistem telah diinstall sesuai dengan platform dan digunakan untuk menunjukkan apakah sistem sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan objektivitasnya atau bukan. Teknik pengujian dikelompokkan atas pengujian kotak putih (white box testing) dan pengujian kotak hitam (black box testing). Pengujian kotak putih bertujuan untuk menguji struktural program, sedangkan pengujian kotak hitam bertujuan untuk menguji fungsional perangkat lunak.
Dalam pengujian berorientasi objek, unit terkecil adalah objek dan class, sistem merupakan sekumpulan komunikasi-komunikasi antar objek. Class sering dirancang untuk menerima urutan pesan-pesan tertentu yang mengakibatkan respon class terhadap pesan-pesan tersebut menjadi berbeda-beda Hal ini selanjutnya disebut dengan perilaku (behavior) class. Perilaku tersebut dapat dikendalikan dengan nilai yang ter-enkapsulasi, urutan pesan atau keduanya. Masalah yang dapat muncul adalah bagaimana menguji perilaku class terhadap semua kombinasi nilai-nilainya dan apakah kombinasi tersebut benar. Pada tulisan ini akan dibahas bagaimana pengujian berbasis status (State-Based Testing /SBT), dengan alasan SBT menggunakan model transisi-status dapat mencakup semua objek yang ada, namun model menjadi kompleks karena mencakup semua karakteristik class.
Pengujian adalah suatu proses pengeksekusian program yang bertujuan untuk menemukan kesalahan (Berard, 1994). Pengujian sebaiknya menemukan kesalahan yang tidak disengaja dan pengujian dinyatakan sukses jika berhasil memperbaiki kesalahan tersebut. Selain itu, pengujian
juga bertujuan untuk menunjukkan kesesuaian fungsi-fungsi perangkat lunak dengan spesifikasinya.
1. Pengujian terhadap proses pengembangan sistem dan dokumendokumen pendukung. Proses berarti sejumlah aktivitas yang didukung oleh dokumen yang mendeskripsikan aktivitas-aktivitas.
2. Pengujian terhadap analisis dan model perancangan. Dalam system berorientasi objek, pengujian model analisis dan perancangan adalah hal yang sangat penting.
3. Pengujian secara statik dan dinamik untuk implementasi. Tujuannya adalah mencari kesalahan sedini mungkin dalam proses, tetapi kesalahan dalam kode untuk sistem yang besar dan kompleks tidak dapat dihindarkan. Pengujian statik merupakan inspeksi kode untuk menemukan kesalahan logic. Pengujian dinamik merupakan eksekusi dengan data uji untuk menemukan kesalahan dalam kode.
Perangkat lunak berorientasi objek berbeda dari perangkat lunak procedural (konvensional) dalam hal analisis, perancangan, struktur dan teknik-teknik pengembangannya. Bahasa pemrograman berorientasi objek mempunyai ciri-ciri adanya pembungkusan (encapsulation), keanekaragaman (polymorphism), dan pewarisan (inheritance) yang membutuhkan dukungan pengujian tertentu.
Fokus pengujian perangkat lunak berorientasi objek dimulai pada hasil analisisnya, dilanjutkan pada hasil perancangannya, dan diakhir pada hasil pemrogramannya (Rochimah, 1997). Model yang dihasilkan pada analisis dan perancangan harus diperiksa terutama dalam hal :
1. Semantic correctness, yaitu kesesuaian model dengan domain permasalahan di dunia nyata. Jika model merefleksikan dunia nyata secara akurat, berarti model tersebut benar secara semantik, dan
2. Consistency, yaitu kesesuaian kelas dengan objek turunannya maupun kesesuaian asosiasi kelas dengan kelas lainnya.
Berbagai model pengujian perangkat lunak berorientasi objek diusulkan oleh para peneliti. Setiap model mempunyai konstruksi atau aturan yang menjadi dasar dalam langkah-langkah pengujian. Dalam pengujian class, Siegel (1996) mendefinisikan tiga model fungsional yang digambarkan dalam struktur objek model pengujian dalam gambar 1 berikut ini :
Transisi dalam pengujian method (operasi) suatu class menunjukkan konsep perilaku class. Setiap method dalam class mengekspresikan beberapa elemen dari keseluruhan perilaku class. Dalam beberapa metoda perancangan berorientasi objek menggunakan model State-Transition untuk merepresentasikan perilaku class. State (Status) suatu objek adalah kombinasi dari semua nilai atribut. Pada saat tertentu, status bersifat statik. Untuk model dinamik objek, perlu ditambahkan transisi dari satu status ke status lainnya dan terjadilah suatu aksi. Model ‘transisi-status’ digambarkan dengan grafik, dimana simpul menyatakan status dan busur menyatakan transisi.
Boris Beizer memberikan beberapa aturan untuk pengecekan model “Transisi-status”, yaitu :
a. Verifikasi bahwa status telah merepresentasikan himpunan satus dengan benar;
b. Cel model untuk semua kemungkinan event suatu class, yaitu transisi dari setiap status untuk setiap method dalam class dan cek spesifikasi perancangannya;
c. Cek terhadap ketetapan satu tansisi untuk setiap kombinasi “eventstate”. Lakukan pengecekan, misal dengan representasi matriks sebagai kombinasi kemungkinan status dan event;
d. Cek status yang tidak terjangkau dan status mati, dimana pada status tersebut tidak ada lintasan atau transisi;
e. Cek aksi yang tidak benar(invalid), termasuk method (operasi) yang tidak ada atau method yang tidak sesuai dengan kebutuhan selama transisi.
Model “transisi-status” dapat mencakup keseluruhan perilaku class, sehingga lebih produktif dibanding dengan model lainnya, namun mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
1. Karena model dibentuk dari spesifikasi kebutuhan, bukan dari kode, mudah menyebabkan kesalahan sehingga perlu menguji model seperti halnya menguji kode;
2. Karena model mencakup seluruh perilaku class dan superclass-nya, maka model menjadi kompleks. Namun pemakaian “transisi-status” secara hirarki dapat mengurangi kompleksitas tersebut;
3. Model perilaku dapat mengakibatkan hilangnya kendali dan data yang salah. Oleh karena itu perlu adanya asumsi yang sama tentang perilaku class yang didasarkan pada kebutuhan dengan asumsi yang dibuat oleh pemrogram.
Perancangan pengujian dilakukan dengan menyiapkan standar-standar yang harus dipenuhi dalam proses pengujian. Jika tidak sesuai dengan standar, maka proses pengujian telah menemukan kesalahan. Standar-standar tersebut harus terdokumentasi dengan baik. Kasus uji terdiri atas sekumpulan masukan untuk pengujian, sekumpulan kondisi yang harus dieksekusi dan hasil yang diharapkan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Metoda perancangan kasus uji untuk perangkat lunak berorientasi objek yang diusulkan Berrard (dalam Pressman, 1997) adalah :
1. Setiap kasus uji harus diidentifikasi secara unik dan secara eksplisit diasosiasikan dengan class yang diuji
2. Tujuan pengujian harus ditetapkan dengan jelas
3. Langkah-langkah pengujian harus dikembangkan untuk setiap kasus uji dan berisi :
a. Daftar status tertentu untuk objek yang diuji;
b. Daftar pesan (message) dan operasi yang akan dieksekusi sebagai akibat pengujian;
c. Daftar exception yang mungkin terjadi karena objek yang diuji;
d. Daftar kondisi eksternal (misalnya mengubah lingkungan eksternal perangkat lunak);
e. Informasi tambahan yang membantu pemahaman dan implementasi pengujian.
Pengujian berbasis status adalah bentuk implementasi pengujian class. Hal utama dalam SBT adalah pengujian nilai yang disimpan dalam suatu objek pada suatu saat. Nilai tersebut merepresentasikan status dari suatu objek. SBT juga melakukan validasi interaksi yang terjadi antar transisi dan status suatu objek. StateChart dapat digunakan untuk membantu dalam SBT.
Suatu status dapat didefinisikan sebagai nilai vektor [McG-93] : V =
Perancangan status harus didasarkan pada observasi perilaku objek. Model objek merepresentasikan kemungkinan perilaku objek, atribut dan hubungan antar objek dalam suatu sistem. Status suatu objek adalah kombinasi dari seluruh nilai-nilai atribut yang terkandung dalam objek. Sekelompok nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku (behavior) suatu objek. Perubahan status dapat terjadi sebagai akibat dari antar objek saling mempengaruhi. Hal ini disebut kejadian (event). Transisi merupakan perubahan dari satu status ke status lainnya yang disebabkan oleh suatu event. Suatu aksi (action) dapat terjadi selama terjadi transisi dari satu status ke status lainnya. Transisi sebagai konsep perilaku class. Setiap method dari suatu class mengekspresikan beberapa elemen secara keseluruhan perilaku class.
Pengujian berbasis status terhadap suatu class dapat dilihat method yang mempengaruhi status dalam empat kemungkinan berikut ini :
1. mengubah status objek ke status baru yang sesuai;
2. berpindah dari status tersebut;
3. mengubah status objek ke status yang tak terdefinisi, berarti terjadi kesalahan;
4. mengubah status objek ke status yang tidak sesuai, berarti terjadi kesalahan.
State Table (Tabel Status) merupakan suatu model yang digunakan untuk menggambarkan perilaku sistem. Tabel status disebut juga table transisi status, direpresentasikan dengan baris dan kolom sebagai berikut :
- setiap baris menyatakan status;
- setiap kolom menyatakan kondisi masukan/transisi;
- kotak yang merupakan interseksi antara baris dan kolom menentukan status selanjutnya dan keluaran, jika ada.
Implementasi sistem pengujian ini dimulai dengan membangun model objek yang memperlihatkan struktur data statik dari sistem dunia nyatanya (gambar 2).
Program uji sebagai file program sumber ditulis dalam bahasa Pascal Objek. Program yang akan diuji tersebut telah benar secara leksik dan sintaks, yang berisi satu definisi class lengkap dengan atribut dan operasinya (method). Aturan sintaks program uji adalah :
<definisi atribut>
end;
{Definisi class turunan}
<definisi atribut>
end;
Suatu kasus uji dapat dinotasikan dalam tiga tuple, yaitu (Tsai, 1997):
Pada saat eksekusi pengujian dengan kasus uji, jika status hasil sama dengan status yang seharusnya dicapai, berarti benar, sebaliknya terjadi kesalahan. Jika himpunan kasus uji dituliskan
Pada studi kasus pengujian berbasis status pada program berorientasi objek diberikan deskripsi singkat tentang struktur penyimpanan data dengan STACK berikut ini
Suatu class STACK (of array) untuk penyimpanan data dengan sifat operasi stack adalah first-in last-out. Kondisi-kondisi yang terjadi pada stack adalah kosong (empty), penuh (full) atau di antaranya (not full). Untuk mengakses data dalam stack, operasi-operasi yang ada adalah tambah data (PUSH/add) dan hapus data (POP/delete). Selain itu, untuk menyatakan bahwa stack penuh maka dapat dilihat dari ukuran stack yang diwakili oleh fungsi size yang bernilai Boolean.
Dari deskripsi tersebut dapat ditentukan status-status untuk classSTACK, yaitu empty, notfull, dan full. Dengan keterangan ukuran STACK adalah :
- full ; jika ukuran stack = n (missal ditentukan n adalah ukuran stack maksimum)
- notfull ; jiks 0 <>empty ; jika ukuran = n
Digunakan atribut tambahan count untuk menyatakan ukuran relatif data dalam stack.
Dari hasil rancangan class, dapat didefinisikan beberapa method, yaitu :
- delete(integer) : untuk menghapus data dari stack
- add(character,integer) : untuk menyatakan character apa yang ditambahkan pada stack dan berapa ukuran stack akibat penambahan data tersebut
- initStack() : untuk menyatakan konstruksi objek stack
- isEmpty() : untuk menyatakan apakah stack kosong atau tidak
- size() : untuk mengecek ukuran stack
Dari deskripsi tersebut dapat dinyatakan dalam table contoh perubahan status berikut ini
1. Tujuan pengujian : menguji perilaku class STACK
2. Identifikasi Kasus Uji :
a. Daftar Status : Empty, NotFull, Full
b. Daftar Method : Add, delData, Sizes, isEmpty
c. Daftar Exception :
{
Unit programuji;
Const
Max = 10;
Type
TStack = class
Size : integer;
Tab_char : array[1..Max] of char;
Top : integer;
Procedure Constructor;
Procedure Add(x :string);
Procedure DelData(var x : string);
Function sizes : integer;
Function isEmpty : Boolean;
End;
Var
S : TStack;
Implementation
Procedure TStack.Constructor;
Begin
Size := max;
Top := 0;
End;
Procedure TStack.Add(x:string);
Begin
If top
Begin
Top := top+1;
Tab_char[top]:=x;
End;
End;
Procedure TStack.DelData(var x:string);
Begin
If top>0 then
Begin
X := tab_char[top];
Top := top-1;
End;
End;
Function TStack.Sizes:integer;
Begin
Sizes := top;
End;
Function TStack.isEmpty : Boolean;
Begin
If top = 0 then
isEmpty := true
else
isEmpty := false;
end;
end.
- nilai batas ukuran STACK adalah 10 (nilai batas inilah yang dijadikan atribut peubah status class)
- instance yang diuji adalah S
Hasil Pengujian
Program uji : programuji.pas
Dari table hasil pengujian tersebut bahwa :
- jika pengujian benar, yaitu benar sintaks dan nilai atribut untuk uji (nilai status), maka hasil uji adalah OK;
- jika pengujian benar sintaks, namun salah nilai atribut, maka menghasilkan FAIL;
- jika terjadi kesalahan dalam pengisian data uji, maka proses pengujian gagal dan tidak menghasilkan tabel pengujian.
Kesalahan data uji tersebut meliputi
o salah sintaks;
o salah nama objek yang diuji;
o salah nama method.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pengujian berbasis status pada perangkat lunak berorientasi objek dilakukan dengan aturanaturan dalam representasi data uji yang didasarkan pada kasus uji. Perilaku status yang direpresentasikan dalam transisi status sangat membantu dalam mendeskripsikan perilaku class berdasarkan kondisi-kondisi dari nilai instance-nya.
Pengujian berbasis status ini termasuk dalam pengujian unit dansemi statik-dinamik. Dinamik karena penguji dapat memberikan deskripsi transisi status sesuai dengan sistem yang akan diuji. Statik, karena implementasinya masih terbatas pada satu class program uji (yaitu STACK). Hal ini dikarenakan rumit dan kompleksnya interpretasi setiap method dengan nilai parameter yang akan diuji.
Dikutip dari :
Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 2 No. 2, Januari 2003: 175-190 (Retno Hendrowati “Pengujian Perangkat Lunak erorientasi Obyek”)
0 komentar:
Post a Comment