RSS

Kontemplasi

Mungkin kita pernah mendengar kata “kontemplasi”. Sebenarnya apa itu kontemplasi? Jika ada pertanyaan muncul seperti ini tentu akan muncul beragam jawaban menurut versi mereka yang mengerti atau paham dengan kontemplasi itu sendiri atau bahkan pernah mengalaminya.

Kontemplasi. Pertama kali yang ada dalam pikiran saya ketika mendengar kata kontemplasi adalah “apa itu kontemplasi?”. Kontemplasi sempat membuat saya mencari maknanya beberapa hari. Pertama saya mencari di kamus Bahasa Indonesia yang saya punya di rumah, ternyata tidak ada (kamusnya tidak lengkap ). Saya lupa jaman sudah semakin maju dan ada teknologi yang bernama internet. Akhirnya saya putuskan untuk bertanya kepada “mbah google”.

Bertanya kepada “mbah google”, ketika saya mengetikkan kata kontemplasi dan mengklik button search banyak sekali opsi yang muncul tentang kontemplasi. Saya memilih dua blog yang menjelaskan tentang kontemplasi tetapi dari artikel pada masing-masing blog itu yang paling menarik perhatian saya adalah artikel tulisan Armein Z. R. Langi.

Dalam artikelnya Armein menjelaskan arti dan pentingnya kontemplasi dalam hidup kita. Menurut Armein “kontemplasi mirip dengan meditasi tapi tidak sepenuhnya mengosongkan pikiran. Kontemplasi lebih pada merasakan kehadiran Tuhan, memikirkan dan merenungkan konsep kehidupan. Mengevaluasi diri. Menghayati jalannya hidup kita”. Masih menurut Armein pentingnya kontemplasi adalah “untuk mencegah kita hidup terlalu menuruti kebiasaan (habbits)”.

Pengalaman saya soal meditasi, tidak pernah bisa. Pernah suatu kali saya mencoba bermeditasi, tapi saya adalah orang yang sulit berkonsentrasi. Meditasi gagal. Sebelumnya saya pernah berkontemplasi dengan berdoa, tapi saya ingin mencoba dengan suasana lain. Awalnya saya mencoba pergi ke pantai (Ancol), tapi gagal karena terlalu ramai.

Akhirnya saya memutuskan untuk pulang kampung, selain untuk jalan-jalan dan menenangkan pikiran saya mencoba untuk berkontemplasi. Suatu pagi saya berjalan dipagi hari kira-kira pukul 5 pagi setelah shalat subuh. Saya menuju tempat tinggi di tengah hutan jati, saya merasakan sesuatu yang benar-benar berbeda. Saya merasakan seperti yang saya rasakan ketika berdoa. Sesuatu yang lebih dari sekedar ketenangan yang selama ini saya cari. perasaan yang saya rasakan saat itu damai, segar, dan saya merasa amat mensyukuri apa yang saya dapat, lakukan dan menyadari betapa beruntungnya saya, yang terpenting adalah betapa dekatnya Tuhan dengan saya.



Sumber :
http:\\azrl.wordpress.com

0 komentar:

Post a Comment